SEMARANG - Menyusul bencana banjir dahsyat yang melanda Kota Semarang, Polrestabes Semarang dibantu mahasiswa UIN Walisongo menginisiasi program trauma healing bagi anak-anak terdampak.
Di Masjid Al Ishlah Genuk, tempat 40 remaja korban banjir warga Trimulyo, petugas dan pelajar mengajak anak-anak melakukan permainan, mendongeng, dan kegiatan belajar untuk meringankan penderitaan mereka.Rabu (21/3/2024)
“Tujuannya untuk mengurangi rasa trauma, cemas, dan panik pada anak-anak ini,” kata Ipda Yudi Hardiyanto, ketua tim penyuluhan.
Banjir yang terjadi pada Kamis (14/3/2024) memaksa warga mengungsi ke tempat yang aman. Anak-anak tersebut, yang sebagian besar berusia sekolah dasar, belum bisa bersekolah akibat di liburkan.
“Ini hari keenam kami di sini. Semua sekolah diliburkan,” kata Susana, salah satu warga shelter.
Nurhayati, warga lainnya, mengungkapkan keprihatinannya kondisi saat ini “Kami mempunyai keluarga dengan dua orang anak. Salah satunya bersekolah, namun mereka mendapat libur.”
Empat puluh keluarga asal Trimulyo sudah hampir seminggu tinggal di masjid, mengandalkan bantuan pangan yang diberikan oleh berbagai organisasi.
Program penyembuhan trauma Polresta Semarang merupakan bukti komitmen mereka dalam mendukung masyarakat di masa-masa sulit. Dengan mengatasi kebutuhan emosional generasi muda yang mengalami trauma, pihak berwenang dan pelajar memainkan peran penting dalam membantu pemulihan kota.( Adi)