BENGKULU SELATAN -- Pembangunan berbasis teknologi informasi dan komunikasi kini semakin berkembang. Salah satunya melalui pembangunan Desa Cerdas.
Desa Cerdas atau Smart Village merupakan salah satu program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT RI).
Desa Cerdas merupakan langkah solutif dan inovatif untuk mengakselerasi berbagai pembangunan desa di Indonesia.
Tujuannya adalah peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup dengan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa.
Terdapat empat pilar yang harus ditegakkan dalam pembangunan Desa Cerdas, yakni meliputi :
1. Smart People, yaitu menjadi tempat dan sumber informasi tentang ilmu pengetahuan yang di butuhkan masyarakat.
2. Smart Governance, yaitu bermanfaat bagi pemerintah desa dalam penerapan e-governance, pelayanan publik yang transparan dan akuntabel.
3. Smart Economy, yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang produktif untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa, dan
4. Smart Living, yaitu menginisiasi warga desa dalam menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan bersih.
Demikian dipaparkan Ketua Tim Safari Desa Cerdas IMO-Indonesia, Lidya Novita SE saat kunjungi Kantor Camat Seginim, di Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
"Desa Cerdas merupakan konsep turunan Smart City yang bisa diterapkan di tingkat lokal desa," ulasnya, Rabu (30/8/2023) siang.
Sekretaris IMO DPW Bengkulu ini menambahkan, dengan menjadi Desa Cerdas, diharapkan berbagai kemudahan dan fasilitas bisa diakses publik yang akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Didampingi segenap staf, Camat Seginim Jardi SE menyambut antusias rencana Tim Safari Desa Cerdas IMO-Indonesia mengunjungi desa-desa di wilayah tersebut.
Dari 21 desa di Kecamatan Seginim, terang Jardi, tujuh di antaranya sudah beranjak menyiapkan diri menjadi desa digital mulai tahun ini.
"Tujuh desa ini tentunya sedang kita dorong melanjutkan inovasi dan berbagai terobosan, di samping tetap memotivasi 14 desa lainnya menyusul," katanya.
Jardi menyadari, dukungan pihak-pihak non-pemerintahan juga sangat dibutuhkan, agar bisa "tambal-sulam" kekurangan sumber daya yang selama ini dikeluhkan desa.
"Dalam hal ini saya sangat mendukung kehadiran safari ini di di 21 desa (bukan hanya sample beberapa desa-red). Kami butuh energi pendorong eksternal yang kompeten yang siap berkolaborasi," tandasnya.
Jardi mengingatkan, pilar kelima Desa Cerdas juga harus ditegakkan di wilayahnya, yakni Smart Heritag, mengingat Kecamatan Seginim merupakan sentra pelestarian budaya yang tengah diolah sedemikian rupa menjadi aset wisata daerah.
Dia mencontohkan, Festival Andun Vaganza yang telah mesuk kalender even wisata daerah, merupakan budaya warisan leluhur yang dikemas sedemikian rupa hingga menjadi "sampul" paket agrowisata dan ekowisata di Kecamatan Seginim.
Demikian pula dengan keberadaan sanggar tari dan kelompok-kelompok kesenian tradisional yang hingga hari ini tetap eksis di pedesaan.
Dalam kesempatan ini, Jardi juga menyinggung soal rencana pembentukan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) yang perlu didefinisikan cerdas oleh seluruh pemerintah desa di wilayah tersebut.
"Safari Desa Cerdas yang dilaksanakan IMO-Indonesia ini saya harapkan bisa membantu pihak kecamatan memotivasi desa bangkit berkembang lebih cepat, termasuk mengadopsi konsep Desa Cerdas tadi," pintanya.
Di akhir sambutannya, Jardi berjanji akan menyediakan waktu khusus mengumpulkna 21 kepala desa di katornya untuk dipertemukan dengan Tim Safari, agar waktu kunjungan ke desa-desa lebih terjadwal dan terukur. [imo-bkl].(Darlian)