Jakarta, mediadunianews.com - Modus memeras Kepala Sekolah dan Guru-Guru di Wilayah DKI Jakarta kian marak dilakukan oleh Wartawan Bodrek, sebutan untuk seseorang yang memiliki Kartu Pers namun bukan wartawan sungguhan.
Seorang pria mengaku bernama Amin dengan nomor HP 082122831161, dan mengaku di duga sebagai Wartawan di Harian Jaya Pos milik Toni Limbong, kerap beroperasi membuat berita-berita hoax alias bohong tentang Sekolah-Sekolah di Provinsi DKI Jakarta.
Tujuannya, untuk mengintimidasi, meneror dan ujung-ujungnya hendak memeras Kepala Sekolah dan atau Guru-Guru.
Seperti yang di alami Ibu Elima Silitonga yakni Kepala Sekolah di SDN 08 Kayu Putih, Jakarta Timur.
Elima Silitonga mengaku, hampir setiap hari ada orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan menghubunginya, dan menerornya dengan berita-berita terkait dugaan penyelewengan Dana Bantuan Operasi Sekolah (Dana Bos) di SDN 08 Kayu Putih, Jakarta Timur.
Padahal, yang di beritakan Si Wartawan Bodrek itu adalah hoax alias informasi bohong dan menyesatkan.
"Informasi dan berita yang di muatnya di online-online itu hoax dan menyesatkan. Saya dituduh melakukan penyalahgunaan dana Operasional Sekolah. Dan juga mempersoalkan para pegawai dan pekerja di Sekolah saya. Padahal, di Sekolah saya tidak ada Tenaga Harian Lepas. Tenaga Teknisi maupun Administrasi, semuanya sudah Pegawai Kontrak Kerja Individu atau KKI," ungkap Elima Silitonga, saat ditemui di Kantornya di SDN 08 Kayu Putih, Jakarta Timur, Jumat (12/11/2021).
Namun, lanjut Elima, Si Wartawan masih saja terus mencecar dan menerornya hampir setiap hari. Bahkan, kata Elima lagi, ada saja wartawan yang datang ke Sekolahnya untuk mencarinya, dan ujung-ujungnya minta uang.
"Ya, saya bilang, kalau mau memeras janganlah kami di peras. Diminta uang Rp 50 ribu, katanya buat ongkos pulang," beber Elima Silitonga.
Kemarin, beber Elima, Si Wartawan Bodrek masih saja menghubungi dan mengancam-ngancamnya. Bahkan Si Wartawan Bodrek bernama Amin yang mengaku sebagai Wartawan di Harian Jaya Pos milik Toni Limbong itu, tidak mampu menunjukkan poin-poin penyelewengan Dana BOS yang di tuduhkan kepada Elima Silitonga.
Karena merasa terintimidasi dengan sepak terjang para wartawan bodrek itu, lanjut Elima Silitonga, dirinya pun menghubungi salah seorang Saudaranya yang bekerja sebagai wartawan sesungguhnya.
Elima Silitonga meminta kepada Saudaranya Jhon Siregar, yang merupakan wartawan profesional di Media Nasional, Harian Rakyat Merdeka.
Awalnya, Elima Silitonga meminta penjelasan bagaimana cara dan kinerja serta etika yang sebenarnya seorang wartawan.
Jhon Siregar, yang wartawan di Harian Rakyat Merdeka itu menerangkan tata cara dan kinerja serta etika wartawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wartawan.
Di sela sedang berdiskusi dengan Jhon Siregar, Elima Silitonga terus-terusan di teror oleh seseorang mengaku wartawan dari Harian Jaya Pos bernama Amin, lewat sambungan whatsapp atau WA.
Karena semakin tak nyaman dengan ulah Amin, Elima Silitonga pun langsung meminta kepada Jhon Siregar agar menghubungi Amin supaya berhenti meneror.
Jhon Siregar mencoba menghubungi Amin. Memintanya lewat WA, agar tidak mengganggu Elima Silitonga. Sebab, informasi yang di muat Amin di media online tentang Elima Silitonga itu adalah hoax dan tidak pernah di konfirmasi kepada Kepala Sekolah.
Amin tidak memberikan respon yang memadai, beberapa menit kemudian, Amin malah mengirim Link Berita dari Situs Metro-88.Co, yang berisi screenshoot chat Jhon Siregar dengan Amin. Dengan membuat berita bahwa Amin diancam oleh Preman.
Melihat Foto Profile WA Amin sedang bersama seorang pengacara bernama Andar Situmorang, Jhon Siregar pun mencoba menghubungi Andar Situmorang. Untuk meminta penjelasan mengenai seseorang bernama Amin yang mengaku sebagai wartawan Harian Jaya Pos, yang sedang berfoto dengan Andar Situmorang itu.
Andar Situmorang menyatakan, tidak mengenal orang itu. Andar Situmorang juga menyarankan agar Jhon Siregar melaporkan Amin tersebut.
"Saya tidak mengenal Amin. Laporkan saja. Dia wartawan Jaya Pos ya, hantam saja," ujar Andar Situmorang.
Sementara, Toni Limbong yang merupakan Pimred Harian Jaya Pos mengelak bertanggung jawab atas berita yang dimuat Amin di situs onlie Metro-88.Co.
Toni Limbong mengaku, benar ada seseorang bernama Amin yang menjadi wartawannya di Jaya Pos. Namun, menurut Toni Limbong, Si Amin yang menjadi wartawannya itu sudah sering diperingatkan agar tidak bertindak di luar kewenangan dan Etika Pers dalam meliput.
"Benar, ada bernama Amin wartawan saya. Sudah sering saya peringatkan agar menjunjung etika profesi wartawan. Pernah beberapa beritanya saya tolak, karena tidak sesuai Etika Pers. Kalau beritanya dimuat di Jaya Pos, pasti saya tegur keras dia. Tapi karena beritanya dimuat di Metro-88.Co, maka sebaiknya pihak Metro-88.Co yang bertanggung jawab," tutur Toni Limbong.
Toni Limbong berjanji akan berupaya membicarakan soal posisi Amin di Jaya Pos.
"Nanti aku coba bicarakan dulu," ujar Toni Limbong.
Richard Manahan, yang merupakan wartawan Sinar Keadilan.com, meresponi peristiwa maraknya wartawan bodrek berkeliaran di sekolah-sekolah di Jakarta, untuk tujuan memeras guru-guru atau Kepala Sekolah.
Menurut Richard, jika melihat sepak terjang Amin seperti itu, menandakan bahwa Amin adalah Wartawan Bodrek.
Selain tidak mengerti meliput berita dan membuat berita, wartawan bodrek seperti Amin yang mengaku sebagai wartawan di Harian Jaya Pos, dan memuat berita di Metro-88.co itu adalah bertujuan hendak memeras guru-guru dan atau Kepala Sekolah, dengan cara membuat informasi berita hoax dan tidak dapat dipertanggungjawabkan di situs online.
"Banyak yang begitu sekarang. Menjamur di Jakarta dan Daerah-Daerah. Sasarannya banyak ke Sekolah-Sekolah, dan mengancam Guru-Guru dan Kepala Sekolah dengan berita hoax, kemudian memaksa untuk delapan enam, alias meminta uang. Duit Rp 50 ribu pun dipaksa dari Guru atau Kepala Sekolah," beber Richard.
Oleh karena itu, setiap pihak yang disasar oleh Wartawan Bodrek seperti Amin yang dari Harian Jaya Pos dan atau Metro-88.co itu, hendaknya menolak dan kristis serta melaporkan sepak terjang para wartawan bodrek itu ke pihak berwajib.
"Sudah sangat sering meresahkan saja kerja mereka. Dilaporkan dan diproses hukum sajalah," ujar Richard.
Jhon Siregar, yang dicatut Amin screenshoot chatnya, menyebut, dirinya sedang mempertimbangkan mempersoalkan Amin dengan Jaya Pos dan Metro-88.co yang diklaim Amin sebagai tempatnya menjadi wartawan.
"Mereka seperti Amin itulah sebetulnya pelaku penyebaran informasi hoax untuk tujuan memeras demi mendapat uang. Layak dilaporkan, ditangkap dan dijatuhi sanksi," ujar Jhon Siregar.
Dia juga berharap, semua wartawan profesional untuk mewaspadai dan menindak wartawan bodrek seperti Si Amin itu.
Amin yang memiliki nomor HP 082122831161, dan mengaku sebagai Wartawan di Harian Jaya Pos milik Toni Limbong, dan juga memakai Metro-88.co untuk melancarkan aksi-aksi penyebaran hoax dan hendak memeras.
Amin Cs kerap beroperasi membuat berita-berita hoax alias bohong tentang Sekolah-Sekolah di Provinsi DKI Jakarta.
"Waspadai, lawan dan tangkap wartawan bodrek penyebar hoax yang mengaku sebagai wartawan Harian Jaya Pos dan Metro-88.Co. Mereka itulah yang disebut wartawan bodrek," tandasnya. (Rilis/Firwt)
Editor : Edy MDNews 01