Medan , MDNews - Senin (11/9/2017) Ratusan orang Tua siswa SMA Negeri 2 Medan mengamuk
diacara sosialisasi Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2017 yang diadakan di ruang serba guna lantai
II Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara di Jl. Cik Ditiro Medan.
Pertemuan antara Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dengan pihak SMA Negeri 2 Medan sekligus Orang Tua Siswa serta perwakilan Ombudsman, untuk menindaklanjuti permasalahan yang diduga adanya kelas siluman di SMA Negeri 2 Medan.
Ketika Perwakilan Ombudsman Eduard Silaban memberikan penjelasan, tiba tiba dengan spontan orang Tua Siswa ricuh dan maju kedepan menemui perwakilan Ombudsman, Kericuhan inipun tak Terelakkan dikarenakan orang Tua Siswa tidak terima anaknya dikatakan Siswa "Siluman" dan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan Belajar mengajar di sekolah SMA Negeri 2 Medan.
"Anak kami Manusia yang ingin sekolah, bukan siluman. Kalau anak kami siluman, kami sebagai Orangtua Siswa juga silumanlah, " ujar salah satu Orangtua Siswa.
Secara terpisah, ketika awak Media mewawancarai salah seorang Orangtua Siswa DR.Edianto,mengatakan, Kericuhan ini terjadi karena pihak Ombusdman dan Dinas Pendidikan tidak memberikan solusi kepada Orang Tua Siswa, dimana para Orang Tua Siswa menuntut untuk tidak memindahkan anak mereka ke sekolah Swasta, "Katanya.
Saya senang jika pihak Ombudsman menegakkan peraturan, tapi jika Anak anak kita dikeluarkan dari sekolah dan dipindahkan ke swasta itu bukan solusi yang tepat. Berapa biaya yang harus dikeluarkan lagi dan solusi seperti ini dapat merusak mental dan karakter ratusan anak didik Sekolah yang mereka anggap siluman, "imbuh DR. Edianto yang merupakan dosen Fakultas Mipa di Unimed.
Terkait Hal tersebut di atas Awak Media mencoba mempertanyakan hal ini kepada Perwalilan Ombudsman Eduard Silaban tidak dapat memberi keteranagan kepada awak Media, Beliau hanya mengatakan Bahawa "saya hanya utusan Ombudsman, saya pun belum bisa memberi keteranagan Lebih Lanjut, "katanya.
Di Lain tempat Ketika Awak Media Mempertanyakan kejadian ini Kepada bagian tata Usaha SMA Neg. 2 Pak Amrul, mengatakan bahwa, Menurut Kepala Sekolah SMA Neg 2 Sutrisno, Beliau Menyatakan dengan Tegas Bahwa Tidak ada Pungli di SMA Neg 2 sekaligus menantang Ombudman untuk Membuktikannya, "ucapnya.
Kericuhan pun tidak dapat dihindari sehingga Orangtua Siswa mengusir keluar perwakilan Ombudsman. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Perwakilan Ombudsman pergi meninggalkan ruangan pertemuan dengan penjagaan ketat dari pihak keamanan. Sedangkan pertemuan tersebut ditunda tanpa ada menghasilkan keputusan apapun dan sampai berita ini di turunkan belum ada kesimpulan mengenai pertemuan tersebut. (Team/Syukur dan Zato).
Editor : Edy MDNews 01.
Pertemuan antara Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dengan pihak SMA Negeri 2 Medan sekligus Orang Tua Siswa serta perwakilan Ombudsman, untuk menindaklanjuti permasalahan yang diduga adanya kelas siluman di SMA Negeri 2 Medan.
Ketika Perwakilan Ombudsman Eduard Silaban memberikan penjelasan, tiba tiba dengan spontan orang Tua Siswa ricuh dan maju kedepan menemui perwakilan Ombudsman, Kericuhan inipun tak Terelakkan dikarenakan orang Tua Siswa tidak terima anaknya dikatakan Siswa "Siluman" dan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan Belajar mengajar di sekolah SMA Negeri 2 Medan.
"Anak kami Manusia yang ingin sekolah, bukan siluman. Kalau anak kami siluman, kami sebagai Orangtua Siswa juga silumanlah, " ujar salah satu Orangtua Siswa.
Secara terpisah, ketika awak Media mewawancarai salah seorang Orangtua Siswa DR.Edianto,mengatakan, Kericuhan ini terjadi karena pihak Ombusdman dan Dinas Pendidikan tidak memberikan solusi kepada Orang Tua Siswa, dimana para Orang Tua Siswa menuntut untuk tidak memindahkan anak mereka ke sekolah Swasta, "Katanya.
Saya senang jika pihak Ombudsman menegakkan peraturan, tapi jika Anak anak kita dikeluarkan dari sekolah dan dipindahkan ke swasta itu bukan solusi yang tepat. Berapa biaya yang harus dikeluarkan lagi dan solusi seperti ini dapat merusak mental dan karakter ratusan anak didik Sekolah yang mereka anggap siluman, "imbuh DR. Edianto yang merupakan dosen Fakultas Mipa di Unimed.
Terkait Hal tersebut di atas Awak Media mencoba mempertanyakan hal ini kepada Perwalilan Ombudsman Eduard Silaban tidak dapat memberi keteranagan kepada awak Media, Beliau hanya mengatakan Bahawa "saya hanya utusan Ombudsman, saya pun belum bisa memberi keteranagan Lebih Lanjut, "katanya.
Di Lain tempat Ketika Awak Media Mempertanyakan kejadian ini Kepada bagian tata Usaha SMA Neg. 2 Pak Amrul, mengatakan bahwa, Menurut Kepala Sekolah SMA Neg 2 Sutrisno, Beliau Menyatakan dengan Tegas Bahwa Tidak ada Pungli di SMA Neg 2 sekaligus menantang Ombudman untuk Membuktikannya, "ucapnya.
Kericuhan pun tidak dapat dihindari sehingga Orangtua Siswa mengusir keluar perwakilan Ombudsman. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Perwakilan Ombudsman pergi meninggalkan ruangan pertemuan dengan penjagaan ketat dari pihak keamanan. Sedangkan pertemuan tersebut ditunda tanpa ada menghasilkan keputusan apapun dan sampai berita ini di turunkan belum ada kesimpulan mengenai pertemuan tersebut. (Team/Syukur dan Zato).
Editor : Edy MDNews 01.
Tags
Pendidikan